![]() |
Negara Bahari |
Seperti yang kita tau Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah kanada, dan juga memiliki potensi sumberdaya yang melimpah. Potensi Laut Indonesia memberikan peluang kesejahteraan dan kemakmuran karena Indonesia memiliki Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang terbentang seluas 2,4 juta kilometer persegi dengan berbagai potensi kekayaan alam yang siap dieksploitasi di dalamnya. Potensi ekonomi tersebut menjanjikan bagi prospek pencapaian kinerja perekonomian yang mampu menyejahterakan rakyat. Potensi perekonomian kelautan dapat dikembangkan dari berbagai sektor, terutama sektor perikanan tangkap, sektor perikanan budidaya, sektor pengolahan perikanan, sektor jasa pelabuhan, eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi lepas laut, terutama pada kawasan ZEE, kehutanan pesisir, perdagangan, pelayaran dan pariwisata.
![]() |
Nelayan |
Salah satu komponen penting dalam
pemanfaatan potensi hasil laut Indonesia adalah nelayan. DiIndonesia sendiri terdapat 2,7 juta nelayan dan 95,6
persennya adalah nelayan kecil yang beroperasi di sekitar pesisir pantai.
Nelayan ini memberikan sumbangsih besar terhadap ketahanan pangan Indonesia.
Walaupun memiliki sumbangsih besar kenyataannya angka kemiskinan terbesar di
Indonesia berasal dari kalangan nelayan.
Menurut undang-undang tentang perikanan (Pasal 1 Ayat 10), nelayan
(kecil) memiliki arti orang yang mata pencariannya menangkap ikan menggunakan
kapal maksimal 5 gros ton.
Definisi ini tentu mempersempit profesi
nelayan yang dalam realitasnya memiliki banyak aktivitas selain penangkapan
ikan. Definisi ini juga tidak dapat menjelaskan tentang nelayan tradisional
yang berbeda dengan nelayan kecil.
Di Indonesia sendiri sering kita dengr
istilah nelayan tradisional.Adapun nelayan tradisional berarti nelayan yang
secara turun-temurun menangkap ikan menggunakan perahu tradisional tanpa
sentuhan teknologi modern.
Pemahaman ini memiliki implikasi penting.
Perlu kita
sadari bahwasanya nelayan memiliki peranan penting untuk mendongkrak negara
Indonesia menjadi poros maritim dunia, karenanya pelatihan kepada nelayan
merupakan suatu urgensi yang menjadi PR pemerintah agar peran serta nelayan
tersebut dapat terealisasi dengan baik.
Seperti
yang sudah disebutkan diatas bahwa
nelayan memiliki peranan dalammenjaga ketahanan pangan. Mengingat nelayan adalah
penghasil ikan yang penting untuk gizi masyarakat dimana saat ini konsumsi ikan
perkapita mencapai 35,14 kg/kapita/tahun dan masih terus ditingkatkan. Selain
itu nelan juga memiliki peran dalam menciptakan lapangan kerja. Berdasarkan
sensus pertanian terdapat 927,25 ribu nelayan dan 1,28 juta pembudi daya ikan.
Dengan kata lain nelayan pembudidaya ikan berperan dalam upaya penurunan
tingkat pengangguran indonesia.
Produk hasil
perikanan memberikan sumbangan yang besar terhadap pendapatan devisa negara.
Sebagai salah steakholder yang bergerak
dibidang perikanan tentunya ini
merupakan salah satu peran nelayan yang perlu diapresiasi dan terus
ditingkatkan.
Nelayan,
terutama nelayan tradisional sangat kental dngan kearifan lokalnya. Kearifan
lokal ini pada umumnya sangat bersahabat dengan alam dimana nelayan memiliki
cara tersendiri untuk menjaga sumberdaya bahari tetap lestari.Adapun contoh nya
seperti sejumlah praktik panglima laut
di Aceh, awiq-awiq di Lombok, sasi di Maluku dan banyak lagi. Mereka memiliki
aturan lokal yang efektif untuk mengelola lautnya.
Selain untuk memenuhi kebutuhannya sendiri
nelayanpun memiliki peran dalam menjaga ketahanan dan keamanan negara Indonesia
secara geopolitik, dimana par nelayan terpanggil untuk menjaga laut karena
sehari-hari berada di laut dan menjadikan laut sebagai masa depannya. Bila di
wilayah perbatasan ramai akan aktivitas nelayan kita maka semakin kecil
kesempatan bagi nelayan asing untuk memasuki wilayah kita. Nelayan selama ini
juga merupakan informan yang efektif dalam pengawasan laut.
Peran-peran nelayan ini merupakan aksi nyata
nelayan dalam upaya pendongkrakan menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia
"Apapun statusmu, kau selalu diberi misi untuk diselesaikan"
Setia Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar