Selasa, 24 Mei 2016

sajak di senja itu

Senja di masa itu
Dokumen pribadi

Apa ini?

Angan kosongkah?

Kalau saja ini angan kosong, ku ingin berterimakasih tlah membiarkanku berdiri tegak

Apakah ini angan kosong?

Sudahkah hati dan pikiran mengenali bahwa ini semua kesia-sian?

Sampai kapan keabu-abuan ini menyelimuti?

Sampai tak ada kekuatan untukku berdiri kokoh kah?

Kuatkah aku?

Pertanyaan macam apa ini?

Keraguan apa ini?

Apakah ini keraguan, atau ketakutan?

Tadi pagi kulihat mentari bersinar malu-malu
Ah, Lucu sekalia dia.. seperti bayi mungil

Siang, dengan matahari yang sama
Mengapa begitu garang?
Teriknya, seperti orang dewasa yang otoriter atas segalanya

Sore ia tawarkan kesejukan, seperti orang tua yang memberi petuah pada anaknya
Dengan matahari yang sama, kutemukan tiga rasa
Itu nyata…

Lalu, angan kosongkah ini?

Atau ini adalah salah satu rasa dari serangkaian rasa yang kau ciptakan?
Seperti cendawan yang tumbuh sehabis hujan

Biar kunikmati setiap jawabannya
Apakah ada jawaban?
Entah, inilah pertanyaan

Minggu, 22 Mei 2016

Krisis air bersih

Air untuk kehidupan 
Menurt Aliya (2008), air merupakan pelarut yang baik. Hal ini menyebabkan air di alam tidak dijumpai dalam keadaan murni. Air di alam mengandung berbagai zat terlarut dan tidak larut. Air di alam juga mengandung berbagai mikroorganisme. Apabila kandungan yang terdapat dalam air tidak mengganggu kesehatan manusia, maka air tersebut dapat dianggap bersih (Aliya, 2008: 4).

Bila ditinjau dari program kesehatan lingkungan, terdapat dua jenis air yang layak digunakan untuk masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya sehari-hari baik mandi, cuci, kakus (MCK) maupun kebutuhan lainnya. Kedua jenis air ini layak digunakan karena memenuhi aspek kesehatan, adapun dua jenis air tersebut adalah air bersih dan air minum. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang pengawasan dan syarat-syarat kualitas air yang disebut sebagai air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat langsung diminum, sedangkan yang disebut sebagai air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan, yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum diminum. Syarat kesehatan dimaksud meliputi syarat-syarat fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktifitas.  

Suatu sumber air dapat dikategorikan kedalam air bersih bila memenuhi syarat kualitas yang meliputi syarat fisika, kimia, biologi, dan radioaktif. Syarat fisika air bersih yaitu air tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Syarat kimia air bersih yaitu air tidak mengandung zat-zat kimia yang membahayakan kesehatan manusia. Syarat biologi yaitu air tidak mengandung mikroorganisme atau kuman-kuman penyakit. Sedangkan syarat radioaktif yaitu air tidak mengandung unsur radioakrif yang dapat membahayakan kesehatan.

Menurut Chandra (2007) Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya berbagai penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.
Pada dasarnya air merupakan sumber kehidupan. Setiap kegiatan manusia memerlukan air terutama air bersih. MCK, kegiatan industri, kesehatan bahkan transportasi membutuhkan air.  Tidak bisa dipungkiri bahwa air telah menjadi satu ketergantungan yang wajib ada bagi manusia.

Apakah ketersediaan air dunia merupakan suatu masalah?    
70 % Bumi merupakan perairan
                         
Seperti yang kita ketahui dua pertiga dari bumi adalah perairan, dan sepertiganya adalah daratan. Dapat disimpulkan bahwa ketersedian air bukanlah suatu masalah meninjau ketersedian air di bumi yang mencapai 70% atau bisa dikatakan melimpah, namun pada kenyataannya tidak demikian ketersedian air merupakan suatu masalah yang harus benar-benar diperhatikan.  Perlu diketahui bahwa 97% dari jumlah air yang ada dibumi adalh air asin dan sisanya sebanyak 3% adalah air tawar. . Prosentasi air tawar tersebut masih dibagi dengan es, air tanah, air permukaan dan uap air. Selain itu, tidak semua air tawar layak untuk diminum. Ketersedian air didunia benar-benar menjadi suatu masalah yang mempengaruhi aspek kehidupan manusia.

Bagaimana kondisi air bersih di dunia saat ini?
Perairan tercemar
 Menurut PBB, lebih dari satu miliar orang tidak memiliki akses terhadap air bersih, tiga miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang memadai, dan angka kematian akibat penyakit menular melalui air yang kurang bersih mencapai tiga juta kematian per tahun. Kondisi ini tentu nya sangat memprihainkan, terutama untk negara-negara terbelakangdan masyarakat miskin di seluruh penjuru dunia.

Apakah krisis air bersih akan dialami Indonesia?

Indonesia sebagai negara yang memiliki ketersedian air melimpah tidak luput dari krisis air bersih. Krisis air bersih sudah dialami sejak lama terutama didaerah timur Indonesia. Krisis air bersih di Indonesia akan meningkat pada musim kemarau, dimana berbagai lahan terutama pertanian mengalami kekeringan. Saat musim penghujan dibeberapa daerah di Indonesia meningkatan  krisis air bersih, hal ini disebabkan curah hujan yang tinggi dan lingkungan yang dipenuhi sampah mengakibatkan banjir sehingga sumber air tidak termanfaatkan bahkan menjadi sumber berbagai penyakit. Dampak dari krisis air bersih membuat sebagian besar penduduk Indonesia mesti mengkonsumsi air yang seharusnya tidak layak minum. United States Agency for International Development (USAID) dalam laporannya (2007), menyebutkan, penelitian di berbagai kota di Indonesia menunjukkan hampir 100 persen sumber air minum kita tercemar oleh bakteri E Coli dan Coliform .

Apakah krisi air bersih disebabkan oleh kegiatan manusia?
Pencemaran air disebabkan oleh kegiatan manusia

Krisis air air bersih pada umumnya disebabkan oleh kegiatan manusia sendiri. Berbagai kegiatan manusia telah menjadikan badan-badan air tercemar. Adapun kegatian-kegiatan tersebut diantaranya, pembuangan limbah industri dan rumah tangga kesungai, membuang sampah, pembuangan limbah pertanian dan peternakan kesumber air. Masih banyak lagi kegiatan manusia yang menyebabkan air tercemar.

Apakah sudah ada tindakan untuk menyelsaikan permasalahan krisis air bersih?

Kegiatan pencemaran air ini pada dasarnya merugikan seluruh makhluk hidup dan lingkungan terutama kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Saat ini banyak sekali gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pemerintah, komunitas maupun perseorang untuk  memecahkan permasalahn krisis air bersih.

Bila dikerucutkan air bersih merupakan kebutuhan makhluk hidup, manusia, orang indonesia, suatu kota, suatu keluarga, dan seorang indiividu.  Perlu dipahami bahwa  krisis air bersih bukan hanya  permasalahan dunia tapi juga  permasalahn tiap individu. Menyadari bahwa air bersih adalah kebutuhan tiap individu, dan krisis air bersih adalah permasalahan tiap individu sepantasnay kita sebagai makhluk yang membutuhkan hal tersebut bersama merapatkan barisan untuk memecahkan permasalahan air bersih dan menghentikan kegiatan pencemaran lingkungan
.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cintai alam maka alam akan memberikan cintanya untuk manusia. Mengapa menunggu banyak bencana, mengapa menunggu alam marah baru kia sadar bahwa kita membutuhkan apa-apa yang telah disediakan oleh alam? Mari bergerak melakukan apa-apa yang terbaik sejak sekarang untuk masa depan kelak.  –Setia Angkasa-

Rabu, 18 Mei 2016

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN







Nama                         : Setia Angkasa
NRP                          : 143020361
Kelompok      : N
Meja                          : 8 (Delapan)
Asisten          : M. Fitrian Wiriyanata













LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
20014




























SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


Setia Angkasa
143020361
Asisten : M. Fitrian Wiriyanata
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan sifat koligatif larutan adalah untuk menentukan penurunan tekanan uap, titik beku larutan, menentukan titik didih dan menentukan tekanan osmotik suatu larutan
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan sifat koligatif larutan yaitu berdasarkan Hukum Roult yang menyatakan bahwa penurunan titik beku larutan, sebanding dengan konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan motode molalitas.
1.Penurunan Tekanan Uap
Text Box: K   ΔP= XP0
 



2. Penurunan Titik Beku
Text Box:    ΔTf = kfx m
 



3. Kenaikan Titik Didih
Text Box:    ΔTb= Kb.m
 



4. Tekanan Osmotik
Text Box: Π    π = M X R X T
 



Metode Percobaan
a.       Penurunan Titik beku larutan
Setelah alat dirangkai seperti gambar, gelas kimia diputar-putar searah secara perlahan sambil dicatat perubahan suhu setiap 30 detik hingga larutan sampel membeku.
Ulangi percobaan diatas dengan larutan sampel yang berbeda (pelarut, sampel glukosa 0,5 molal, dan 1 molal).
Buat grafik waktu vs suhu dan hitung tf, dan ΔTf berdasarkan teori!
Gambar 1. Metode Percobaan Penurunan Titik Beku Larutan.
b. Kenaikan Titik Didih
Setelah dirangkai seperti gambar, larutan sampel dipanaskan sambil dicatat perubahan suhu yang terjadi setiap 1 menit hingga larutan sampel mendidih.
Ulangi percobaan diatas dengan larutan sampel yang berbeda ( Nacl 0,25 molal dan glukosa 0,25 molal)!
Buat grafik waktu vs suhu dan hitung tb, ΔTb berdasarkan teori!
Gambar 2. Metode Percobaan Penurunan Titik Beku Larutan
c. Tekanan Osmosis
Gambar 3. Metode Percobaan Tekanan Osmosis
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Penurunan Titik Beku Larutan
Sampel
Tf Pelarut
Tf Larutan
ΔTf Teori
ΔTf Praktikum
Aquades
-10C



Glukosa (0,5 molal)

-40C
0,930C
 30C
Glukosa 1 molal

-50C
1,860C
40C
(Sumber : Setia Angkasa dan Tifani Irene, Meja 8, Kelompok N, 2014)

T(0C)
 

Waktu(detik)
 
Gambar 4. Grafik Penurunan Titik Beku Larutan
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kenaikan Titik Didih
Sampel
Tb Pelarut
Tb Larutan
ΔTbTeori
ΔTb Praktikum
Aquades
900C



Glukosa (0,25 molal)

910C
0,130
10C
NaCl (0,25 molal)

93,50C
0,260C
3,50C
(Sumber : Setia Angkasa dan Tifani Irene, Meja 8, Kelompok N, 2014)
Gambar 5. Grafik Kenaikan Titik Didih Larutan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Tekanan Osmosis
Sampel
Lobak
Berat Awal
4,62 gram
Berat Akhir
1,317 gram
(Sumber : Setia Angkasa dan Tifani Irene, Meja 8, Kelompok N, 2014)
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa titik beku pelarut yaitu aquades adala -10C, sedangkan titik beku larutan glukosa 0,5 molal adalah -40C. Berdasarkan teori penurunanan titik beku (Δf) larutan glukosa 0,5 molal adalah 0,930C sedangkan berdasarkan praktikum penurunan titik beku (Δf) larutan gula 0,5 molal adalah 30C. Larutan gula 1molal membeku pada suhu -50C. Berdasarkan teori penurunanan titik beku (Δf) larutan glukosa 1 molal  adalah 1,860C sedangkan berdasarkan praktikum penurunan titik beku (Δf) larutan gula 1 molal ialah 40C. Dari percobaan kenaikan titik didih diketahui bahwa pelarut (aquades) mendidih pada suhu 900C, larutan NaCl(0,25 molal) mendidih pada suhu 93,50C. Berdasarkan teori, kenaikan titik didih (Δb) larutan NaCl ialah 0,260C, sedangkan berdasarkan praktikum kenaikan titik didih(Δb)nya 3,50C. Dan larutan glukosa (0,25 molal) mendidih pada suhu 910C, kenaikan titik didih(ΔTb)nya berdasar teori ialah 0,130C sedangkan berdasarkan praktikum 10C. Sedangkan dari percobaan tekanan osmosis dapat diketahui bahwa sampel yaitu lobak yang dimasukkan kedalam larutan garam 50% dan didiamkan selama ± 24 jam mengalami perubahan berat, berat awal lobak adalah 4,62 setelah direndam kedalam larutan garam berubah menjadi 1,317 gram. Pada percobaan ini hasil yang didapatkan bisa saja tidak sesuai teori hal ini disebabkan karena kurang teliti saat pembacaan suhu pada termometer, kurang bersihnya peralatan, dan pengaruh lingkungan seperti udara atau masuknya zat lain kedalam sampel sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai. (Sumber: Setia Angkasa dan Tifani Irene, Meja 8, Kelompok N, 2014)
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. (Sutrisno, 2014).
Sifat koligatif larutan terdiri dari 4 bagian yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Penurunan Tekanan Uap adalah peristiwa fenomena dimana tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap bentuk padatnya, sedangkan penurunan titik beku ialah kondisi dimana titik beku suatu pelarut murni akan mengalami penurunan jika dalam pelarut tersebut dimasukkan zat terlarut. Titik didih ialah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan atmosfir. Kenaikan titik didih ialah keadaan dimana pelarut murni akan mengalami kenaikan titik didihnya bila ditambahkan zat terlarut didalamnya. Tekanan osmosis ialah tekanan yang diperlukan untuk menahan perembesan molekul air dari arah pelarut (air murni atau dari arah larutan yang berkonstrasi rendah kelarutan yang berkonstrasi tinggi). (Sutrisno, 2014 dan Agung, 1989 )
Dalam percobaan sifat koligatif larutan ada beberapa sampel yang digunakan yaitu glukosa (0,25 molal, 0,2 molal dan 1 molal), Nacl dan lobak. Dalam percobaan penurunan titik beku larutan digunakan sampel glukosa dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0,5 molal dan 1 molal. Dari hasil pengamatan penurunan titik beku larutan, diketahui bahwa titik beku larutan glukosa 1 molal (-50C) < larutan glukosa 0,5molal (-40C) < aquades (-10C). Hasil percobaan penurunan titik beku larutan ini sesuai dengan teori karena, glukosa merupakan larutan non elektrolit (tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak terionisasi) yang apabila dimasukkan kedalam pelarut murni, pelarut murni akan mengalami penurunan titik beku dan kenaikan titik didih, semakin besar konsentrasi larutan maka titik bekunya semakin rendah karena didalam larutan tersebut terdapat banyak partikel yang menyebabkan kerapatan larutan semakin rapat, hal ini menjadi penyebab mengapa titik beku larutan glukosa 1 molal lebih rendah dari pada larutan glukosa 0,5 molal dan aquades. Sampel yang digunakan dalam percobaan kenaikan titik didih ialah NaCl dan glukosa yang mempunyai konsentrasi sama yaitu 0,25 molal. Dari hasil pengamatan kenaikan titik didih diketahui bahwa titik didih NaCl 0,25 molal (93,50C) >  glukosa 0,25 molal (910C) > aquades (900C). Pada percobaan kenaikan titik didih ini, hasil yang didapat praktikan sesuai dengan teori dimana yang mempunya titik didih paling tinggi adalah NaCl yang yang memiliki titik didih paling rendah adalah aquades. NaCl merupakan larutan elektrolit (dapat menghantarkan arus listrik dan terionisasi), jika NaCl dimasukkan kedalam pelarut makan larutan tersebut akan mengalami kenaikan titik didih dan penurunan titik beku, hal ini dikarenakan NaCl terionisasi adapun reaksinya NaClà Na++Cl- .Terjadinya ionisasi ini menyebabkan didalam larutan tersebut terdapat banyak partikel – partikel sehingga kerapatan larutan semakin rapat akibatnya terjadi penurunan tekanan uap jenuh yang mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni (aquades). Begitupun dengan glukosa, ketika glukosa dimasukkan ke dalam aquades partikel – partikel dari glukosa akan menyebabkan penurunan tekanan uap jenuh sehingga titik didih larutan mengalami kenaikan, namun kenaikan titik didihnya lebih rendah dibandingkan dengan NaCl karena glukosa bukan larutan elektrolit (tidak terionisasi) jadi jumlah partikel-partikel didalam larutan glukosa tak sebanyak partikel dalam larutan NaCl atau dengan kata lain kerapatan larutan glukosa lebih renggang dibandingkan larutan NaCl sehingga walaupun pada konsentrasi yang sama titik didih kedua larutan ini berbeda. Pada percobaan tekanan osmosis lobak yang mempunyai berat 4,62 gram setelah direndam dalam larutan garam 50% selama ±24 jam berubah menjadi 1,317 gram, hasil yang didapat ini sesuai dengan teori karena konsentrasi larutan yang tekandung dalam lobak lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi larutan garam sehingga air yang terkandung didalam lobak keluar melalui membran semi permiabel (membran yang hanya bisa dilewati oleh air) hal ini menyebabkan berat dari lobak menurun karena cairannya berkurang. (Sumber : Setia Angkasa, Meja 8, Kelompok N, 2014)
Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan pelarutnya memiliki kerapatan yang lebih renggang daripada zat terlarut sehingga tekanan uapnya permukaannya lebih besar dari larutan menyebabkan  pelarut membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya (Sumber: Setia Angkasa, Meja 8, Kelompok N, 2014)
Konsentrasi berpengaruh pada titik beku suatu larutan. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin rendah titik beku suatu larutan hal ini dikarenakan jumlah partikel dalam larutan tersebut semakin banyak sehingga menyebabkan larutan membeku dengan suhu yang lebih rendah dibanding pelarut murni.  Faktor Van’t Hoff(i) adalah perbandingan antara harga sifat koligatif yang terurukur dari suatu larutan elektrolit dengan harga sifat koligatif yang diharapkan dari suatu larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Pada larutan elektrolit terjadi ionisasi oleh karena itu terdapat derajat ionisasi(α), sebaliknya pada larutan non elektrolit tidak terjadi ionisasi maka nilai α pada senyawa non elektrolit bernilai 0, oleh karena itu faktor van’t hoff untuk semua larutan non elektrolit  adalah 1, dan karena dalam rumus kita mengalikan dengan i maka untuk senyawa non elektrolit faktor van’t hoff tidak mempengaruhi dalam perhitungan sedangkan untuk larutan elektrolit berpengaruh. Besarnya (i) pada suatu larutan menyebabkan titik beku suatu larutan semakin rendah. (Anonim, 2014)
Titik didih larutan akan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Kenaikan titik didih larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin besar. (Sumardjo, 2009).
Konsentrasi dari suatu larutan berpengaruh pada kenaikan titik didih sebuah larutan. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka titik didihnya akan semakin tinggi. Faktor van’t hoff tidak berpengaruh terhadap kenaikan titik didih suatu larutan non elektrolit karena larutan ini tidak terionisasi sehingga nilai (i) bernilai 1, namun pada larutan elektrolit faktor van’t hoff berpengaruh karena pada larutan elektrolit terjadi ionisasi, besarnya nilai (i) pada suatu larutan elektrolit akan menyebabkan kenaikan titik didih pada larutan tersebut. Larutan elektrolit dan non elektrolit pada konsentrasi sama akan mempunya titik didih yang berbeda yang disebabkan oleh vaktor van’t hoff ini. (Sumber: Setia Angkasa, Meja 8, Kelompok N, 2014)
Larutan hipotonis adalah larutan yang memiliki tekanan osmosis lebih rendah dibanding larutan lainnya. Larutan hipertonis adalah larutan yang memiliki tekanan osmosis lebih tinggi dari larutan lainnya. Larutan isotonis adalah dua larutan yang memiliki tekanan osmosis sama. Reverse osmosis (RO) adalah membran teknologi filtrasi metode yang menghilangkan banyak jenis molekul besar dan ion dari solusi dengan menerapkan tekanan untuk solusi ketika di satu sisi dari membran selektif. Hasilnya adalah bahwa zat terlarut dipertahankan pada sisi bertekanan membran dan pelarut murni diperbolehkan untuk lolos ke sisi lain. Untuk menjadi selektif”, membran ini tidak harus memungkinkan molekul besar atau ion melalui pori-pori (lubang), tetapi harus memungkinkan komponen yang lebih kecil dari solusi (seperti pelarut) untuk lulus bebas. (Purba, 1995).
Reverse Osmosis adalah metode penyaringan molekul besar dan ion-ion dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan konsentrasi rendah. Contoh dari reverse osmosis adalah pengolahan air tawar dari air laut. (Sumber: Setia Angkasa, Meja 8, Kelompok N, 2014)
Pengaruh tekanan osmosis terhadap sampel yaitu tejadi penurunan berat dari sampel, sampel (lobak) yang tadinya memiliki berat 4,62 gram setelah dilakukan pengamatan tekanan osmosis berubah menjadi 1,317 gram. Hal ini disebabkan karena pada saat lobak direndam terjadi tekanan osmosis yang menyebabkan air didalam lobak keluar melalui membran semipermiabel menuju larutan garam yang larutannya lebih pekat dibanding larutan yang ada didalam lobak. (Sumber: Setia Angkasa, Meja 8, Kelompok N, 2014)
Aplikasi bidang pangan dari sifat koligati larutan ialah pembuatan keripik buah menggunakan vakum frying, pembuatan ikan presto(penurunan tekanan uapa), Pembuatan larutan isotonik, pembuatan asinan, pembuatan manisan, pembuatan telor asin (tekanan osmosis), pembuatan es putar, pembuatan es krim dengan penambahan garam (Penurunan titik beku), dan pembuatan gulali (kenaikan titik didih) (Sumber: Setia Angkasa, Meja 8, Kelompok N, 2014)





















DAFTAR PUSTAKA
Ananta, S. Agung Purbianto.(1989).Kimia 1,2,3.Klaten: PT Intan Pariwara
Anonim.(2014). sifat koligatif larutan.http://id.wikipedia.org.Accesed:13 Desember 2014
Sumardjo. 2009. Pengantar Kimia. Institut Pertanian Bogor:Institut Pertanian Bogor: Bogor
Sutrisno, E.T.(2014).Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan : Bandung
Purba, M. 1995. Ilmu Kimia Umum. Jakarta: Erlangga


































LAMPIRAN
Tabel 4.Interval Penurunan Titik Beku Larutan
Glukosa 0,5 molal
Glukosa 1 molal
Waktu (menit)
Suhu (0C)
Waktu (menit)
Suhu (0C)
0,5
20
0,5
10
1
11
1
6
1,5
7
1,5
2,5
2
3
2
0
2,5
1
2,5
-1
3
0
3
-1
3,5
-1
3,5
-2
4
-2
4
-2,5
4,5
-3
4,5
-3,5
5
-3,5
5
-5
5,5
-3,5
5,15
-5
6
-4


6,2
-4


(Sumber : Setia Angkasa dan Tifani Irene, Meja 8, Kelompok N, 2014)
Perhitungan Penurunan Titik Beku
Glukosa 0,5 molal
Glukosa 1 molal
Text Box: ΔTf Praktikum
ΔTf =Tfp-Tfl
= -1- (-4)
= 3= 30C
     gr= 0,855 gram
ΔTf Teori
ΔTf = m. kf    
 = 0,5 x1,86 =0,930C
     gr= 1,71 gram
Text Box: Ss ΔTf Praktikum
ΔTf = Tfp-Tfl 
= -1-(-5)
=40    =4  0C
m
 

ΔTf Teori
ΔTf = m. kf
= 1x1,86
=1,860C
Tabel 5. Interval Kenaikan Titik Didih Larutan
Glukosa 0,25 molal
NaCl 0,25 molal
Waktu (menit)
Suhu (0C)
Waktu (menit)
Suhu (0C)
1
32
1
34
2
51
2
45
3
63
3
59
4
76
4
80
5
80
5
88
6
84
6
92
7
91
7
93,5
(Sumber : Setia Angkasa dan Tifani Irene, Meja 8, Kelompok N, 2014)
Perhitungan kenaikan titik didih larutan
Glukosa 0,25 molal
NaCl 0,25 molal
Text Box: ΔTb Praktikum
ΔTb=Tbl- Tbp
= 91-90
= 10C
     gr= 4,275 gram
ΔTbTeori
ΔTb = m. kb    
 = 0,25x 0,52 =0,130C
Text Box: Ss ΔTfbPraktikum
 ΔTb=Tbl- Tbp
= 93,5- 90
=3     = 3,50C
     gr= 0,73 gram

ΔTb Teori
ΔTb = mxkbxi
= 0,25x0,52x2
=0,260C